Python adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang diusulkan pertama kali oleh Guido van Rossum (1989). Python dikatakan sebagai bahasa tingkat tinggi karena tingkat abstraksi yang tinggi terhadap sistem operasi komputer 1. Akhir-akhir ini, Python semakin dikenal seiring dengan menjamurnya cabang ilmu data science dan artificial intelligence. Tatabahasa dan kosa kata yang sederhana menjadikan Python relatif lebih mudah untuk dipelajari oleh berbagai kalangan. Jadi, yuk pelajari apa itu Python!
Photo by diana plotkin from Pexels
Apa itu Python dan mengapa disebut sebagai bahasa tingkat tinggi?
Python adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi. Maksudnya adalah kita hanya perlu memberikan perintah sederhana, mudah dimengerti, dan mirip dengan bahasa manusia sehari-hari,untuk dapat berkomunikasi dengan komputer. Jika sebuah bahasa pemrograman menggunakan tata bahasa yang mirip dengan perintah pengoperasian mesin, acak, dan sulit dikenali, kemungkinan itu bahasa pemrograman tingkat rendah 2. Contohnya, potongan kode di bawah ini adalah bahasa pemrograman tingkat rendah (Assembly):
_fib:
movl $1, %eax
xorl %ebx, %ebx
.fib_loop:
cmpl $1, %edi
jbe .fib_done
movl %eax, %ecx
addl %ebx, %eax
movl %ecx, %ebx
subl $1, %edi
jmp .fib_loop
.fib_done:
ret
Kode di atas digunakan untuk mendapatkan angka ke - n dari sebuah deret fibonacci. Kita bisa menulis dengan bahasa pemrograman Python (mulai dari sini kita sebut saja Python) untuk mencapai tujuan serupa dengan:
def fibonacci(n):
if n == 0:
return 0
elif n == 1:
return 1
else:
return fibonacci(n-1) + fibonacci(n-2)
Kode Python di atas memang sedikit membingungkan untuk pemula karena fibonacci memaksa kita untuk memahami konsep rekursif yang akan kita pelajari nanti. Namun kita bisa lihat bahwa di situ ada kata def
(define, definisikan), if
(jika), else
(sebaliknya), elif
(else if, sebaliknya), dan return
(kembalikan) yang merupakan kata-kata yang sering dipakai dalam bahasa manusia.
Mengapa memilih Python daripada bahasa pemrograman tingkat tinggi lainnya?
Kita tidak bisa membandingkan Python dengan bahasa pemrograman lainnya, karena setiap bahasa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Seperti halnya, roda sepeda gunung cocok untuk permukaan tanah dan lumpur, sedangkan sepeda fixie cocok untuk permukaan aspal. Walaupun pada dasarnya sepeda gunung bisa digunakan di aspal dan sepeda fixie juga bisa dipakai di tanah, tetapi akan ada perbedaan berarti yang bukan hanya tentang ‘feel’, tetapi empiris.
Tatabahasa dan kosa kata yang lebih sederhana
Misalkan ada sebuah algoritma seperti ini:
“Ubah nilai angka menjadi nilai huruf dengan kriteria seperti berikut; jika nilai lebih dari 90 maka mendapatkan nilai A, jika nilai diantara 80 dan 90 maka mendapat nilai B, dan jika nilai dibawah 80 maka mendapat nilai C.”
Jika ditulis sebagai pseudo code:
Input: a numeric score S
Ouput: a letter grade
1. if S >= 90 then
2. Display grade A
3. Else if S >= 90 and S <90 then
4. Display grade B
5. Else
6. Display grade C
7. Endif
Maka jika ditulis dalam Python:
S = int(input('Masukkan angka: '))
if S >= 90:
print('A')
elif S >= 80 and S < 90:
print('B')
else:
print('C')
atau jika ditulis dalam C:
#include <stdio.h>
int main()
{
int angka;
printf("Masukan angka: ");
scanf("%d", &angka);
if (angka>=90){
printf("A");
}
else if (angka<90 && angka>=80){
printf("B");
}
else{
printf("C");
}
}
Mana yang lebih sederhana? Python atau C?
Python itu diinterpretasikan, bukan dikompilasi!
Itu artinya, Python dapat digunakan secara interaktif. Kamu bisa mengetik di Python interpreter yang saya jalankan lewat terminal (command prompt). Setiap kali saya menekan Enter, Python interpreter langsung menjawabnya.
Python bisa dijalankan di berbagai sistem operasi
Sejujurnya, tampilan Python interpreter di atas begitu membosankan. Untungnya, kita bisa memilih untuk menjalankan Python di browser dengan menginstall Jupyter Notebook 3 (atau sekarang bernama Jupyter Lab) atau Hydrogen 4 + Atom 5 di komputer kita masing-masing. Walaupun begitu, sepanjang seri tutorial Belajar Bahasa Pemrograman Python ini kita akan menggunakan Google Colaboratory 6 (kita sebut Google Colab) yang menyediakan akses gratis ke runtime Jupyter Notebook di server Google.
Kita juga bisa menjalankan Python di sistem operasi Microsoft Windows, Apple MacOS, BSD, Linux, HP Android, bahkan di Arduino 7!
Python hampir bisa digunakan untuk apa saja
Python adalah bahasa pemrograman dengan tujuan yang umum. Sehingga kita bisa ngapain aja dengan Python. Berbeda dengan misalnya Matlab yang hanya digunakan di lingkungan akademisi. Berikut adalah contoh hal yang umumnya menggunakan Python:
- Artificial intelligence 8, machine learning 9, big data 10, dan sejenisnya.
- Web [11] dan API pada umumnya 1112.
- Penetration testing 13
- GIS 14
- Scripting pada umumnya.
Itu berarti, dengan memiliki skill Python, kita bisa mengantongi peluang untuk mengerjakan lebih banyak hal dibandingkan dengan skill bahasa pemrograman lainnya. Walaupun begitu, jangan salah, Python mudah untuk dipelajari namun susah untuk dikuasai. Persis seperti bahasa Indonesia, hehehe. Jadi, yuk semangat belajar Python dan mari menuju pelajaran selanjutnya: